Muism kemarau yang ganas
pada tanggal 3 September kemarin aku telah mendapatkan
sesuatu hal yang membuat aku ingin menulis pada postingan blog ku ini karena
aku baru kali ini melihat dan merasakan ganasnya musim di pulau
kalimantan,memang pada musim penghujan di pulai ini merupakan suatu hal yang di
nantikan oleh masyarakat sini karena 80 % lahan di sini merupakan tanaman hasil
yang sebenarnya setiap hari memmbutuhkan air,tetapi apa yang di rasakan oleh
penduduk sini,ketika musim kemarau datang yang merupakan momok bagi penduduk
sini,terutama pada penduduk sekitar danau yang berada di desa ampaik,yang
sekarang tidak lagi menjadi danau tapi hanya sungai kecil yang hitam dan
kotor,bisa kita bayangkan danau yang luasnya ribuan hektar sekarang pada musim
kemarau ini hanya tinggal sungai yang lebarnya hanya mencapai 10 meter,awalnnya
di sekitar danau ini para penududuk bermata pencaharian ikan,atau bisa di
katakan nelayan,tetapi apa yang di rasakan penduduk empaik sekarang ketika
musim kemarau datang,ternyata karena air yang awalnya memenuhi danau dan
sekarang menjadi sungai kecil membuat airnya itu kotor dan volume untuk tempat
tinggal ikan itu kurang maka ikan ikan yang berpuluhribu itu mati semua dan
membusuk di tepi tepi sungai sisa danau yang kering itu,kata salah satu
penduduk,”mau gimana lagi kita ini memang udah di takdirkan oleh Tuhan,ini
merupakan kehendak Tuhan,jadi kita hanya bisa pasrah dan berdoa agar kita bisa
lebih baik dari ini”.Memang sih kita harus tetap percaya pada Tuhan,dan di
tambah lagi dulunya danau ini merupakan jalan transportasi sppetboat antar kota
orang orang pergi ke antar kota pun mudah dan cepat dulunya,,tetapi setelah
musim kemarau tiba spetboat yang dulunya jalan cepat sekarang dia smbil di
dorong dorong di tengah perjalanan karena apa,tanah hulu yang di sungai tinggal
40 cm jadi kipas spetboat itu nyangkut di tanah pada sungai yang dangkal
itu,bisa kita bayangkan kan mungkin kita pernah tahu orang yang dorong
mobil,tapi orang yang dorong spetboat di tengah perjalan pasti kita tidak
pernah tahu dan tidak ingin merasakan nya,
Dulunya pun di danau itu pulau para penduduk mandi,dan
beraktifitas yang lain,namun sekarang para penduduk mandi bercampur dengan ikan
ikan yang membusuk,mau gimana lagi hanya itu sumber air yang ada di sini,dia
tak mampu membuat sumur karena terbatasnya alat,di tambah lagi jarak antara
sungai dengan kampung lumayan jauh jadi setiap penduduk mau mandi dia harus
berjalan dulu kira kira 2 km menuju sungai,tidak seperti dulu mereka hannya
berjalan 100 meter sudah sampaik ke air sewktu masih berbentuk danau,
Nah musim kemarau ini tidak hanya merugikan para penduduk
sekitar tetapi amat sangat merugikan pada PT kami yang mana saat itu kami mau
mendaratkan alat berat yaitu 3 exavator,kendala yang kita dapat yaitu rendahnya
air sungai tersebut,alat berat kita dari
pontianak di bawa ke lokasi menggunakan Ponto yaitu seperti perahu apung yang
luas dan di khuuskan untuk alat berat yang mau Rolling atau pindah tempat
kerja,jadi saat itupun kita menunggu 3 hari dan tiba tiba hujan pun datang
tetepi hanya 1 hari dan itu sangat membantu kami,karena air bertambah
naik,akhirnnya alat kita pun bisa mendarat tetapi setelah mendarat kita masih
kebingungan untuk rintis jalan menuju lokasi kerja alat kami,nah ketika rintis
jalan kita mulai hal yang membuat kita sulit yaitu pemenuhan solar untuk alat
yang kita Rolling karena tempat alat kita yang rolling itu belum ada jalan
aksesnya,jadi setiap kita antar solar kita mengandalkan spetboat,nah itu di
yang membuat capek karena air surut spetboat pun nyhangkut pada dasar tanah
sungai,jadi kita pun terpaksa mendayung dan mendorongnya,memang sungguh berat
yang kita rasakan kita tidak pernah berfikir karena di jawa tempat tinggal
sayatidak ada hal seperti ini,maka dari itu mari kita manfaatkan dengan sebaik
baiknya sumber air yang ada di tempat tinggal kita